Langsung ke konten utama

Teknik Optimasi Penggunaan Lahan

Optimasi adalah suatu teknik analisis untuk menentukan keputusan optimal (maksimal atau minimal) untuk mencapai tujuan tertentu dengan dibatasi berbagai kendala. Teknik optimasi telah berkembang luas dan telah banyak digunakan dalam sistem manajemen secara umum. Kajian penatagunaan lahan dengan teknik optimasi telah banyak digunakan dalam hal produktivitas lahan dan pemanfaatan sumberdaya, seperti memaksimalkan produksi; penentuan pola tanam optimal; analisis target produksi dengan kendala fisik, biologi, ekonomi, dan lingkungan; optimasi suplai air untuk lahan pertanian; dan sebagainya. Namun teknik optimasi belum banyak digunakan untuk perencanaan sistem tata guna lahan (tata ruang) kawasan daerah aliran sungai yang mengoptimalkan fungsi kawasan sebagai kawasan lindung dan budidaya dari segi ekologis, ekonomis, dan sosial.
Intrilligator (1978) menjelaskan bahwa komponen utama model berdasarkan kerangka umum permodelan optimasi (mathematical programming) terdiri atas variabel keputusan (decision variables atau instruments); ruang pilihan (opportunity sets) yang dirumuskan dengan beberapa fungsi pembatas nilai variabel keputusan yang disebut fungsi kendala (constraint functions); dan fungsi tujuan (objective function). Variabel keputusan dalam optimasi penggunaan lahan adalah pola spasial penggunaan lahan yang mencakup tipe, luas, dan lokasi penggunaan lahan. Variabel keputusan didasarkan pada pola penggunaan lahan aktual dengan tipe penggunaan lahan yang ada atau dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan tujuan optimasi. Permasalahan yang dihadapi adalah mencari nilai variabel keputusan dalam suatu ruang pilihan sehingga dapat memaksimumkan nilai fungsi tujuan.
Sadeghi dan Jalili (2008) dalam kajian optimasi penggunaan lahan daerah aliran sungai (Land Use Optimization in Watershed Scale) menentukan variabel keputusan optimasi pola penggunaan lahan, yaitu tipe, lokasi, dan luasan penggunaan lahan yang didasarkan pada pola da tipe penggunaan lahan aktual. Fungsi tujuan disusun berdasarkan sasaran-sasaran optimasi untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimumkan erosi. Untuk tujuan ganda tersebut teknik optimasi yang digunakan adalah multiobjectives goal programming.
Bentuk umum model goals programming (Saefulhakim 2008) adalah sebagai berikut:

Salah satu program yang dapat digunakan dalam rangka teknik optimasi ialah GAMS (General Algebraic Modeling System). GAMS merupakan program yang didesain untuk membuat konstruksi dan solusi atas model program matematika yang kompleks dan besar. GAMS juga dapat meningkatkan produktivitas para pembuat model dan memperluas kegunaan aplikasi program matematika dalam analisis kebijakan dan pembuatan keputusan (Brooke et al. 1988). GAMS dapat diaplikasikan ke berbagai bidang dengan tujuan menentukan solusi yang optimal dari kondisi tertentu dari suatu permasalahan. Keunggulan software GAMS dibandingkan dengan software optimasi lainnya ialah dapat digunakan untuk analisis optimasi dasar dan berbagai pengembangannya. Selain itu, GAMS tidak menggunakan tabel yang terbatas jumlah kolom dan barisnya sehingga memungkinkan analisis dengan variabel yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
Brooke A, Kendrick D, Meeraus A. 1988. GAMS: A User’s Guide. Copyright by The International Bank for Reconstruction and Development/The World Bank. USA: The Scientific Press.
Intrilligator MD. 1971. Mathematical Optimization and Economic Theory. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Sadeghi SHR, Jalili K. 2008. Land use optimization in watershed scale, Land Use Policy 2008
Saefulhakim S. 2008. Analisis Kuantitatif Perencanaan Wilayah. Bahan ajar Studio Perencanaan Wilayah. Bogor: Laboratorium Perencanaan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Bentuk Daun

Contoh bentuk-bentuk daun Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal daun, permukaan daun, dan tata daunnya (Tabel 1). Tabel 1  Berbagai istilah dalam menjelaskan bentuk-bentuk daun  No Istilah Penjelasan Istilah Bentuk Daun 1 Deltate Bentuk delta, menyerupai bentuk segitiga sama sisi 2 Elliptical Ellips, bagian terlebar di bagian tengah daun 3 Elliptical Oblong Berbentuk antara ellips sampai memanjang 4 Lanceolate Bentuk lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan menyempit di bagian ujung daun 5 Oblong Memanjang, panjang daun sekitar 2 ½ x lebar 6 Oblong lanceolate Berbentuk antara memanjang sampai lanset 7 Oblong obov

Ekosistem Mangrove: Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mangrove

Hutan mangrove Pulau Sebuku Kalimantan Selatan dilihat dari sisi sungai (Dokumentasi Penelitian Ghufrona 2015) Ekosistem mangrove dapat berkembang baik di daerah pantai berlumpur dengan air yang tenang dan terlindung dari pengaruh ombak yang besar serta eksistensinya bergantung pada adanya aliran air tawar dan air laut. Samingan (1971) menyatakan bahwa kebanyakan mangrove merupakan vegetasi yang agak seragam, selalu hijau dan berkembang dengan baik di daerah berlumpur yang berada dalam jangkaan peristiwa pasang surut.  Komposisi mangrove mempunyai batas yang khas dan batas tersebut berhubungan atau disebabkan oleh efek selektif dari: (a) tanah, (b) salinitas, (c) jumlah hari atau lamanya penggenangan, (d) dalamnya penggenangan, serta (e) kerasnya arus pasang surut. Pertumbuhan vegetasi mangrove dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik, kimia, dan biologis) yang sangat kompleks, antara lain: 1.       Salinitas Salinitas air tanah mempunyai peranan penting sebagai f

Sistem Silvikultur: Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB)

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara menebang habis semua pohon yang terdapa t da l a m tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal  bekas tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang seumur da n bernilai tingg i (memperoleh hasil maksimal) , sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan industri) Dalam s i stem silvikultur THPB, semua pohon berharga baik karena jenis maupun karena ukurannya, ditebang untuk dimanfaatkan.  Jatah tebangan disesuaikan dengan keadaan hutan, target produksi dan kemampuan reboisasi    Secara ideal sistem ini meliputi penebangan dan permudaan setiap tahun dengan luas blok-blok yang sama (coupes) dan tergantung pada daur (rotasi) dari species pohon yang itu sendiri. Hasil akhir dari sistem ini akan terbentuk tegakan-tegakan dengan umur: 1,2,3,...........r (r = rotasi). Penebangan dengan se