Langsung ke konten utama

Analisis Pengaruh Peningkatan Penjualan Kendaraan Bermotor terhadap Peningkatan Emisi CO2 di udara

Kendaraan bermotor
   (source: http://terapifilsafat.com)
Indonesia merupakan negara pengguna kendaraan bermotor terbesar ketiga di dunia setelah China dan India. Penjualan kendaraan bermotor nasional pada tahun 2008 adalah 470.000 unit dan diprediksikan akan naik menjadi 530.000 unit pada tahun 2009 (Anonim 2009). Naiknya penjualan kendaraan bermotor mengakibatkan meningkatnya karbondioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia berupa penggunaan bahan bakar pada kendaraan. Karbondioksida yang dihasilkan pembakaran sesuai tipe bahan bakar kendaraan bermotor menurut Departement of Environment, Food and Rural Affairs dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1  Emisi CO2 yang dihasilkan oleh beberapa jenis bahan bakar
No
Jenis Bahan Bakar
Emisi CO2
Satuan
1
Bensin
2,33
kg/Liter
2
Solar
2,64
kg/Liter
3
Batu Bara
2,96
kg/Liter
4
Gas (LPG)
2,06
kg/m3
Sumber : DEFRA (2001)

Sebagian besar kendaraan bermotor yang digunakan di Indonesia berbahan bakar bensin, lalu berikutnya berbahan bahan bakar solar. Bensin merupakan ukuran molekul yaitu antara C5 sampai dengan C12. Kendaraan yang menggunakan bahan bakar solar yaitu truk, bus, dan minibus. Jenis kendaraan berbahan bakar solar lebih sedikit dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar bensin. Persamaan hidrokarbon ini apabila mengalami pembakaran sempurna akan menghasilkan CO2
Bensin menghasilkan emisi CO2 yaitu 2,33 kg per liternya, sedangkan solar menghasilkan emisi CO2 yang lebih besar yaitu 2,64 kg per liter. Jika diasumsikan semua kendaraan bermotor di Indonesia menggunakan bahan bakar bensin, maka emisi CO2 yang akan dihasilkan dari penjualan kendaraan pada tahun 2009 yaitu 1.234.900 kg per liter bensin yang digunakan.
Kebutuhan bahan bakar pada setiap tipe kendaraan bermotor berbeda-beda. Sepeda motor membutuhkan bahan bakar sebanyak 5 liter/hari, mobil penumpang sebanyak 8-15 liter/hari, ambulans 8 liter/hari, truk atau mobil beban sebanyak 15-25 liter/hari, dan bus sebanyak 22-25 liter/hari (Lampiran 3). Jika diasumsikan peningkatan penjualan kendaraan bermotor pada tahun 2009 hanya pada jenis sepeda motor dengan bahan bakar bensin yang memiliki kebutuhan bahan bakar per hari paling kecil, maka jumlah peningkatan emisi CO2 yang dihasilkan setiap harinya yaitu 14.386.585 kg atau sekitar 14.400 ton. Angka tersebut merupakan angka yang besar dalam mencemari udara dan menimbulkan efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global. Emisi tersebut merupakan jumlah emisi minimum yang dihasilkan dari peningkatan jumlah kendaraan bermotor selain jumlah kendaraan bermotor yang telah ada.
Penggunaan bahan bakar bensin dan solar pada kendaraan menimbulkan emisi CO2 yang tidak sedikit. CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan sesuai dengan jumlah kendaraan yang selalu meningkat. Penggunaan kendaraan yang dari tahun ke tahun meningkat sangat membahayakan kehidupan apabila tidak diimbangi dengan sesuatu yang bertujuan untuk menurunkan emisi CO2.  Polusi udara yang ditimbulkan oleh kendaraan juga dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit bagi manusia seperti sesak napas. Proyeksi CO2 dari tahun 2004 sampai dengan 2010 dapat dilihat pada Gambar berikut: 
Kenaikan CO2 pada tahun 2004-2010.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Bentuk Daun

Contoh bentuk-bentuk daun Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal daun, permukaan daun, dan tata daunnya (Tabel 1). Tabel 1  Berbagai istilah dalam menjelaskan bentuk-bentuk daun  No Istilah Penjelasan Istilah Bentuk Daun 1 Deltate Bentuk delta, menyerupai bentuk segitiga sama sisi 2 Elliptical Ellips, bagian terlebar di bagian tengah daun 3 Elliptical Oblong Berbentuk antara ellips sampai memanjang 4 Lanceolate Bentuk lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan menyempit di bagian ujung daun 5 Oblong Memanjang, panjang daun sekitar 2 ½ x lebar 6 Oblong lanceolate Berbentuk antara memanjang sampai lanset 7 Oblong obov

Ekosistem Mangrove: Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mangrove

Hutan mangrove Pulau Sebuku Kalimantan Selatan dilihat dari sisi sungai (Dokumentasi Penelitian Ghufrona 2015) Ekosistem mangrove dapat berkembang baik di daerah pantai berlumpur dengan air yang tenang dan terlindung dari pengaruh ombak yang besar serta eksistensinya bergantung pada adanya aliran air tawar dan air laut. Samingan (1971) menyatakan bahwa kebanyakan mangrove merupakan vegetasi yang agak seragam, selalu hijau dan berkembang dengan baik di daerah berlumpur yang berada dalam jangkaan peristiwa pasang surut.  Komposisi mangrove mempunyai batas yang khas dan batas tersebut berhubungan atau disebabkan oleh efek selektif dari: (a) tanah, (b) salinitas, (c) jumlah hari atau lamanya penggenangan, (d) dalamnya penggenangan, serta (e) kerasnya arus pasang surut. Pertumbuhan vegetasi mangrove dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik, kimia, dan biologis) yang sangat kompleks, antara lain: 1.       Salinitas Salinitas air tanah mempunyai peranan penting sebagai f

Sistem Silvikultur: Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB)

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara menebang habis semua pohon yang terdapa t da l a m tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal  bekas tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang seumur da n bernilai tingg i (memperoleh hasil maksimal) , sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan industri) Dalam s i stem silvikultur THPB, semua pohon berharga baik karena jenis maupun karena ukurannya, ditebang untuk dimanfaatkan.  Jatah tebangan disesuaikan dengan keadaan hutan, target produksi dan kemampuan reboisasi    Secara ideal sistem ini meliputi penebangan dan permudaan setiap tahun dengan luas blok-blok yang sama (coupes) dan tergantung pada daur (rotasi) dari species pohon yang itu sendiri. Hasil akhir dari sistem ini akan terbentuk tegakan-tegakan dengan umur: 1,2,3,...........r (r = rotasi). Penebangan dengan se