Langsung ke konten utama

Pengaruh Penanaman Pohon dalam Mengurangi Emisi Karbon

Penghijauan
 

Dalam melangsungkan hidupnya, pohon melakukan proses fotosintesis di siang hari untuk memperoleh cadangan makanan. Proses fotosintesis membutuhkan CO2 sebagai salah satu bahan dasar untuk menghasilkan cadangan makanan, yang dirumuskan sebagai berikut:

Karbondioksida (CO2) diserap dari udara dan air (H2O) diserap dari dalam tanah dengan bantuan cahaya matahari dan zat hijau daun (klorofil) akan menghasilkan oksigen (O2) dan karbohidrat (C6H12O6) sebagai cadangan makanan.
Melalui proses tersebut, pohon menyerap CO2 di udara sehingga jumlah CO2 di udara berkurang dan berubah menjadi penambahan O2 (oksigen). Penyerapan CO2 dalam proses fotosintesis menyebabkan pengurangan emisi CO2 sebagai gas rumah kaca penyebab pemanasan global. Oksigen (O2) yang dihasilkan juga menghasilkan iklim mikro yang juga akan mengurangi pemanasan global dengan mendinginkan udara. Daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4  Daya serap vegetasi terhadap gas CO2
No
Tipe Penutupan
Daya serap (kg/ha.hari)
Daya serap (kg/ha.jam)
1
2
3
4
Pohon
Semak belukar
Padang Rumput
Sawah
1.559,10
150,68
32,88
32,88
129,92
12,56
2,74
2,74
Sumber: Permana (2006)
Penanaman pohon akan menambah jumlah pohon yang sudah ada sehingga penyerapan gas CO2 akan semakin besar. Penanaman pohon dapat dilakukan dengan reboisasi, penghijauan, dan pembuatan hutan kota. Reboisasi yaitu usaha untuk mereduksi CO2 dengan cara penanaman kembali areal hutan yang telah mengalami penebangan. Penghijauan yaitu penanaman pohon-pohon di luar kawasan hutan. Pembuatan hutan kota dengan menggunakan jenis yang boros menyerap CO2 sehingga membutuhkan luasan yang minimum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Bentuk Daun

Contoh bentuk-bentuk daun Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal daun, permukaan daun, dan tata daunnya (Tabel 1). Tabel 1  Berbagai istilah dalam menjelaskan bentuk-bentuk daun  No Istilah Penjelasan Istilah Bentuk Daun 1 Deltate Bentuk delta, menyerupai bentuk segitiga sama sisi 2 Elliptical Ellips, bagian terlebar di bagian tengah daun 3 Elliptical Oblong Berbentuk antara ellips sampai memanjang 4 Lanceolate Bentuk lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan menyempit di bagian ujung daun 5 Oblong Memanjang, panjang daun sekitar 2 ½ x lebar 6 Oblong lanceolate Berbentuk antara memanjang sampai lanset 7 Oblong obov

Ekosistem Mangrove: Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mangrove

Hutan mangrove Pulau Sebuku Kalimantan Selatan dilihat dari sisi sungai (Dokumentasi Penelitian Ghufrona 2015) Ekosistem mangrove dapat berkembang baik di daerah pantai berlumpur dengan air yang tenang dan terlindung dari pengaruh ombak yang besar serta eksistensinya bergantung pada adanya aliran air tawar dan air laut. Samingan (1971) menyatakan bahwa kebanyakan mangrove merupakan vegetasi yang agak seragam, selalu hijau dan berkembang dengan baik di daerah berlumpur yang berada dalam jangkaan peristiwa pasang surut.  Komposisi mangrove mempunyai batas yang khas dan batas tersebut berhubungan atau disebabkan oleh efek selektif dari: (a) tanah, (b) salinitas, (c) jumlah hari atau lamanya penggenangan, (d) dalamnya penggenangan, serta (e) kerasnya arus pasang surut. Pertumbuhan vegetasi mangrove dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik, kimia, dan biologis) yang sangat kompleks, antara lain: 1.       Salinitas Salinitas air tanah mempunyai peranan penting sebagai f

Sistem Silvikultur: Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB)

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara menebang habis semua pohon yang terdapa t da l a m tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal  bekas tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang seumur da n bernilai tingg i (memperoleh hasil maksimal) , sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan industri) Dalam s i stem silvikultur THPB, semua pohon berharga baik karena jenis maupun karena ukurannya, ditebang untuk dimanfaatkan.  Jatah tebangan disesuaikan dengan keadaan hutan, target produksi dan kemampuan reboisasi    Secara ideal sistem ini meliputi penebangan dan permudaan setiap tahun dengan luas blok-blok yang sama (coupes) dan tergantung pada daur (rotasi) dari species pohon yang itu sendiri. Hasil akhir dari sistem ini akan terbentuk tegakan-tegakan dengan umur: 1,2,3,...........r (r = rotasi). Penebangan dengan se