Langsung ke konten utama

Amunisi-amunisi wajib dalam melakukan Survey Biofisik

1. Kompas


Berbagai macam tipe dan bentuk kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utaraselatantimur, dan barat.

2. GPS (Global positioning system)

Berbagai tipe GPS
GPS berfungsi sebagai alat navigasi atau penentuan posisi. GPS juga dapat digunakan untuk menentukan ketinggian dari suatu lokasi.

3. Altimeter

Berbagai tipe dan bentuk altimeter
Alat ini digunakan untuk menentukan ketinggian suatu lokasi dari permukaan laut. Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip:
  • tekanan udara (yang paling umum digunakan)
  • magnet bumi (dengan sudut inclinasi)
  • gelombang (ultrasonic, infra merah, dan sebagainya)
Sebelum menggunakan alat ini, perlu dikalibrasi terlebih dahulu selama kurang lebih 24 jam. Jika altimeter yang digunakan merukan altimeter digital, dapat langsung digunakan tanpa dilakukan kalibrasi. 



4.  Pita meter
Salah satu bentuk pita meter yang banyak digunakan.
Pita meter digunakan untuk mengukur jarak antar dua lokasi. Dalam melakukan survey biofisik, pita meter digunakan dalam pengukuran batas petak contoh, jarak antar plot, panjang dan lebar tajuk pohon, dan sebagainya. Terdapat berbagai macam ukuran pita meter, yaitu 20 m, 30 m, dan 50 m.  

5.  Phi band / Pita diameter

Diameter tape
Pita diameter / phi band biasanya digunakan untuk mengukur diameter pohon secara langsung. Tanpa harus dikonversi dari ukuran keliling (jika diukur dengan pita meter biasa). Pengukuran diameter pohon diukur pada tinggi pohon sekitar 1,3 m dari pangkal pohon atau biasa disebut diameter breast height (DBH). 

6.  Tali tambang, tali plastik, sabit / golok, dan walking stick

Tali tambang, tali plastik, walking stick, dan sabit
Tali tambang, tali plastik / tali rafia, walking stick, dan sabit / golok merupakan peralatan dasar untuk melakukan perintisan jalur pengamatan, pembuatan petak contoh, dan membuka jalan dalam hutan agar dapat sampai ke lokasi pengamatan yang telah ditentukan sebelumnya. 
Tali tambang dan tali plastik yang digunakan harus berwarna cerah agar kontras dengan warna pohon ataupun daun-daun dalam hutan sehingga batas petak dapat dilihat dengan mudah oleh pengamat / surveyor.
Walking stick digunakan untuk mengukur tinggi pohon jika alat pengukur tinggi pohon yang lebih canggih, seperti haga hypsometer tidak ada.
Penggunaan walking stick dalam mengukur tinggi

7.  Alat pengukur tinggi / hypsometer


Berbagai tipe hypsometer



8.  Alat pengukur kemiringan lahan / clinometer

Berbagai tipe dan bentuk clinometer.
Clinometer digunakan untuk mengukur kemiringan lahan dari suatu lokasi. Terdapat berbagai jenis clinometer, yaitu: clinometer biasa (hanya dapat mengukur kemiringan lahan saja), clinometer kompas atau disebut juga tandem (juga dapat menentukan derajat azimuth), dan clinometer digital.

9.  Bor tanah, bor biopori, bor gambut

Kiri-kanan: Bor biopori, bor tanah, bor gambut
Alat-alat ini digunakan untuk mengambil sampel tanah terusik / komposit dari suatu lokasi sehingga selanjutnya dapat dianalisis sifat-sifat fisik, biologi, maupun kimia tanahnya.
Bor gambut memiliki ujung bor dengan bentuk yang khusus, disesuaikan dengan kondisi lahan yang merupakan bahan organik. Bor gambut khusus digunakan untuk pengambilan sampel di lahan gambut.



10.  Ring sampel tanah

Ring sampel tanah

11.  Munsell soil color book

Penggunaan buku warna tanah Munsell di lapangan
Munsell soil color book digunakan untuk menentukan warna tanah dari suatu sampel tanah di lokasi pengamatan biofisik.


12.  Kertas indikator  pH / pH meter


Berbagai tipe pH meter digital


Kertas indikator pH
Alat ini digunakan untuk menentukan kemasaman suatu sampel, baik tanah maupun air. 


13.  Alat pengukur suhu dan kelembaban udara (termometer / higrometer)
Kiri-kanan: Termohigrometer digital, Termohigrometer analitik, Termometer dry & wet dan Termometer  udara.


14.  Kamera digital
Kamera digital


15.  Binokuler
Berbagai macam tipe binokuler



*Semoga Bermanfaat *
(RRG)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Bentuk Daun

Contoh bentuk-bentuk daun Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal daun, permukaan daun, dan tata daunnya (Tabel 1). Tabel 1  Berbagai istilah dalam menjelaskan bentuk-bentuk daun  No Istilah Penjelasan Istilah Bentuk Daun 1 Deltate Bentuk delta, menyerupai bentuk segitiga sama sisi 2 Elliptical Ellips, bagian terlebar di bagian tengah daun 3 Elliptical Oblong Berbentuk antara ellips sampai memanjang 4 Lanceolate Bentuk lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan menyempit di bagian ujung daun 5 Oblong Memanjang, panjang daun sekitar 2 ½ x lebar 6 Oblong lanceolate Berbentuk antara memanjang sampai lanset 7 Ob...

Ekosistem Mangrove: Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mangrove

Hutan mangrove Pulau Sebuku Kalimantan Selatan dilihat dari sisi sungai (Dokumentasi Penelitian Ghufrona 2015) Ekosistem mangrove dapat berkembang baik di daerah pantai berlumpur dengan air yang tenang dan terlindung dari pengaruh ombak yang besar serta eksistensinya bergantung pada adanya aliran air tawar dan air laut. Samingan (1971) menyatakan bahwa kebanyakan mangrove merupakan vegetasi yang agak seragam, selalu hijau dan berkembang dengan baik di daerah berlumpur yang berada dalam jangkaan peristiwa pasang surut.  Komposisi mangrove mempunyai batas yang khas dan batas tersebut berhubungan atau disebabkan oleh efek selektif dari: (a) tanah, (b) salinitas, (c) jumlah hari atau lamanya penggenangan, (d) dalamnya penggenangan, serta (e) kerasnya arus pasang surut. Pertumbuhan vegetasi mangrove dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik, kimia, dan biologis) yang sangat kompleks, antara lain: 1.       Salinitas Salinitas air tanah mempun...

Sistem Silvikultur: Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB)

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara menebang habis semua pohon yang terdapa t da l a m tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal  bekas tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang seumur da n bernilai tingg i (memperoleh hasil maksimal) , sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan industri) Dalam s i stem silvikultur THPB, semua pohon berharga baik karena jenis maupun karena ukurannya, ditebang untuk dimanfaatkan.  Jatah tebangan disesuaikan dengan keadaan hutan, target produksi dan kemampuan reboisasi    Secara ideal sistem ini meliputi penebangan dan permudaan setiap tahun dengan luas blok-blok yang sama (coupes) dan tergantung pada daur (rotasi) dari species pohon yang itu sendiri. Hasil akhir dari sistem ini akan terbentuk tegakan-tegakan dengan umur: 1,2,3,...........r (r = rotasi). P...