Langsung ke konten utama

Analisis Tutupan Lahan terhadap Kualitas Air Situ Burung, Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor

ANALISIS TUTUPAN LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR
SITU BURUNG, DESA CIKARAWANG, KABUPATEN BOGOR[1]

R Rodlyan Ghufrona, Deviyanti, dan Syampadzi Nurroh[2]
Fakultas Kehutanan - Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK

Situ Burung merupakan salah satu ekosistem perairan tergenang yang berada di Kabupaten Bogor. Kualitas air di perairan ini sangat dipengaruhi oleh daerah sekitarnya yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air dan buffer zone dari situ tersebut. Penggunaan lahan yang dilakukan pada daerah tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kualitas air tersebut. Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk memaparkan kondisi fisik dan kualitas air Situ Burung, kondisi tutupan lahan daerah sekitarnya, dan menganalisis keterkaitan antara penggunaan lahan terhadap kualitas air di Situ Burung. Tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan yaitu pengamatan lapang terhadap kondisi fisik dan tutupan lahan sekitar, wawancara, penentuan kualitas air berdasarkan baku mutu air yang berlaku, penentuan daerah tangkapan air (DTA) dan buffer zone, serta analisis data. Kualitas air Situ Burung termasuk tergolong kualitas II, namun berdasarkan nilai BOD tergolong tercemar sedang. Penggunaan lahan pada DTA maupun buffer zone terdiri atas kebun campuran, sawah irigasi, tanah kosong, pemukiman, semak belukar, dan air. Berbagai penggunaan lahan tersebut sangat mempengaruhi kualitas air dan kondisi fisik perairan Situ Burung.
Key words: situ, kualitas air, penggunaan lahan, DTA, dan buffer zone



[1] Artikel ini mendapat penghargaan dari Ditjen DIKTI dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Artikel Ilmiah (PKM-AI) Tahun 2009
[2] Mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Bentuk Daun

Contoh bentuk-bentuk daun Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal daun, permukaan daun, dan tata daunnya (Tabel 1). Tabel 1  Berbagai istilah dalam menjelaskan bentuk-bentuk daun  No Istilah Penjelasan Istilah Bentuk Daun 1 Deltate Bentuk delta, menyerupai bentuk segitiga sama sisi 2 Elliptical Ellips, bagian terlebar di bagian tengah daun 3 Elliptical Oblong Berbentuk antara ellips sampai memanjang 4 Lanceolate Bentuk lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan menyempit di bagian ujung daun 5 Oblong Memanjang, panjang daun sekitar 2 ½ x lebar 6 Oblong lanceolate Berbentuk antara memanjang sampai lanset 7 Oblong obov

Ekosistem Mangrove: Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mangrove

Hutan mangrove Pulau Sebuku Kalimantan Selatan dilihat dari sisi sungai (Dokumentasi Penelitian Ghufrona 2015) Ekosistem mangrove dapat berkembang baik di daerah pantai berlumpur dengan air yang tenang dan terlindung dari pengaruh ombak yang besar serta eksistensinya bergantung pada adanya aliran air tawar dan air laut. Samingan (1971) menyatakan bahwa kebanyakan mangrove merupakan vegetasi yang agak seragam, selalu hijau dan berkembang dengan baik di daerah berlumpur yang berada dalam jangkaan peristiwa pasang surut.  Komposisi mangrove mempunyai batas yang khas dan batas tersebut berhubungan atau disebabkan oleh efek selektif dari: (a) tanah, (b) salinitas, (c) jumlah hari atau lamanya penggenangan, (d) dalamnya penggenangan, serta (e) kerasnya arus pasang surut. Pertumbuhan vegetasi mangrove dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik, kimia, dan biologis) yang sangat kompleks, antara lain: 1.       Salinitas Salinitas air tanah mempunyai peranan penting sebagai f

Sistem Silvikultur: Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB)

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara menebang habis semua pohon yang terdapa t da l a m tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal  bekas tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang seumur da n bernilai tingg i (memperoleh hasil maksimal) , sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan industri) Dalam s i stem silvikultur THPB, semua pohon berharga baik karena jenis maupun karena ukurannya, ditebang untuk dimanfaatkan.  Jatah tebangan disesuaikan dengan keadaan hutan, target produksi dan kemampuan reboisasi    Secara ideal sistem ini meliputi penebangan dan permudaan setiap tahun dengan luas blok-blok yang sama (coupes) dan tergantung pada daur (rotasi) dari species pohon yang itu sendiri. Hasil akhir dari sistem ini akan terbentuk tegakan-tegakan dengan umur: 1,2,3,...........r (r = rotasi). Penebangan dengan se