Langsung ke konten utama

Analisis Vegetasi Ekosistem Hutan Mangrove KPH Banyumas Barat

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE
 KPH BANYUMAS BARAT

Ana Dairiana, Nur illiyyina S, Syampadzi Nurroh, dan R Rodlyan Ghufrona
Fakultas Kehutanan - Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK
Analisis vegetasi yaitu mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjelaskan komposisi jenis vegetasi pada ekosistem hutan mangrove di kawasan hutan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah BKPH Rawa Timur KPH Banyumas Barat. Pelaksanaan kegiatan analisis vegetasi dilaksanakan pada 3 Juli sampai dengan 4 Agustus 2008 di kawasan hutan Perhutani Unit I Jawa Tengah BKPH Rawa Timur KPH Banyumas Barat. Percobaan dengan metode jalur dengan lima petak contoh yang setiap petak contoh berukuran 0,1 ha.
Hasil praktek menunjukan bahwa dalam lima petak contoh berukuran 0,5 ha, dapat diketahui bahwa terdapat 72 individu yaitu 41 individu pancang dan 31 individu semai. Dari hasil analisis vegetasi, hanya jenis semai dan pancang yang ditemukan. Jenis yang dominan dari semai dan pancang tersebut yaitu bakau tancang (Bruguiera gymnorriza) dengan INP sebesar 82,26% pada tingkat semai dan dengan INP sebesar 83,54% pada tingkat pancang. Data yang diperoleh dilapangan tidak ditemukan tingkat tiang dan tingkat pohon. Keadaan ekosistem seperti ini dapat mencerminkan bahwa hutan mangrove ini dalam keadaan rusak sehingga perlu dilakukan pelestarian dalam bentuk reboisasi dan rehabilitas.
Key words: hutan mangrove, analisis vegetasi, dan INP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Bentuk Daun

Contoh bentuk-bentuk daun Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal daun, permukaan daun, dan tata daunnya (Tabel 1). Tabel 1  Berbagai istilah dalam menjelaskan bentuk-bentuk daun  No Istilah Penjelasan Istilah Bentuk Daun 1 Deltate Bentuk delta, menyerupai bentuk segitiga sama sisi 2 Elliptical Ellips, bagian terlebar di bagian tengah daun 3 Elliptical Oblong Berbentuk antara ellips sampai memanjang 4 Lanceolate Bentuk lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan menyempit di bagian ujung daun 5 Oblong Memanjang, panjang daun sekitar 2 ½ x lebar 6 Oblong lanceolate Berbentuk antara memanjang sampai lanset 7 Oblong obov

Ekosistem Mangrove: Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mangrove

Hutan mangrove Pulau Sebuku Kalimantan Selatan dilihat dari sisi sungai (Dokumentasi Penelitian Ghufrona 2015) Ekosistem mangrove dapat berkembang baik di daerah pantai berlumpur dengan air yang tenang dan terlindung dari pengaruh ombak yang besar serta eksistensinya bergantung pada adanya aliran air tawar dan air laut. Samingan (1971) menyatakan bahwa kebanyakan mangrove merupakan vegetasi yang agak seragam, selalu hijau dan berkembang dengan baik di daerah berlumpur yang berada dalam jangkaan peristiwa pasang surut.  Komposisi mangrove mempunyai batas yang khas dan batas tersebut berhubungan atau disebabkan oleh efek selektif dari: (a) tanah, (b) salinitas, (c) jumlah hari atau lamanya penggenangan, (d) dalamnya penggenangan, serta (e) kerasnya arus pasang surut. Pertumbuhan vegetasi mangrove dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik, kimia, dan biologis) yang sangat kompleks, antara lain: 1.       Salinitas Salinitas air tanah mempunyai peranan penting sebagai f

Sistem Silvikultur: Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB)

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara menebang habis semua pohon yang terdapa t da l a m tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal  bekas tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang seumur da n bernilai tingg i (memperoleh hasil maksimal) , sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan industri) Dalam s i stem silvikultur THPB, semua pohon berharga baik karena jenis maupun karena ukurannya, ditebang untuk dimanfaatkan.  Jatah tebangan disesuaikan dengan keadaan hutan, target produksi dan kemampuan reboisasi    Secara ideal sistem ini meliputi penebangan dan permudaan setiap tahun dengan luas blok-blok yang sama (coupes) dan tergantung pada daur (rotasi) dari species pohon yang itu sendiri. Hasil akhir dari sistem ini akan terbentuk tegakan-tegakan dengan umur: 1,2,3,...........r (r = rotasi). Penebangan dengan se