Langsung ke konten utama

Sistem Silvikultur: Shelterwood

Sistem shelterwood adalah suatu sistem silvikultur yang diterapkan di hutan-hutan temperate dimana kondisi hutannya relatif seragam, baik dari segi umur dan jenis pohon yang ada di dalamnya. Pada sistem ini, tegakan yang baru dibangun di bawah atau di salah satu sisi naungan dari pohon tua dimana pada saat yang sama naungan tersebut akan melindungi pula tempat tumbuhnya. Syarat dari sistem shelterwood adalah di dalamnya terdapat sistem penebangan regenerasi yang berturut-turut bersamaan dengan sistem seleksi. Dimana pada sistem ini, hutan ditebang ke dalam jalur-jalur tebang yang berseling dengan demikian diharapkan biji yang diproduksi oleh pohon-pohon yang ada di jalur-jalur yang belum ditebang akan jatuh di jalur-jalur yang ditebang. Biji-biji ini akan berkecambah dan selanjutnya akan membentuk hutan baru di jalur tersebut.
Shelterwood system
(Source: http://www.ec.gc.ca)
Pada prinsipnya sistem ini memanfaatkan kemampuan permudaan alami dari jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan untuk permudaan hutan yang ditebang. Dimana pada sistem ini akan diperoleh tegakan muda/permudaan di bawah naungan dan perlindungan pohon tua. Keuntungan dari permudaan alami adalah sebagai berikut :

1.   Tegakan muda berada di bawah perlindungan tegakan tua dan hal ini kurang lebih terjadi dalam proses hutan alam
2.   Kondisi iklim mikro dan tanah sesuai dengan yang dibutuhkan semai setidaknya selama awal dari perkembangan tegakan
3.   Lapisan humus yang menutupi horizon teratas dari tanah menyediakan media yang baik untuk perlindungan benih dari sinar matahari dan cocok untuk daya hidup awal semai
4.   Seed barers digunakan sebagai induk dari proses suksesi yang terjadi pada tanah yang beradaptasi dengan baik dalam tegakan. Hal ini merupakan keuntungan yang sering dan biasa terjadi pada suatu tegakan tapi bukan merupakan alternatif yang baik. Populasi yang dapat beradaptasi dengan baik tidak selalu paling produktif atau paling bernilai dalam segi karakter silvikultur atau kualitas kayu
5.   Jenis campuran dapat lebih siap untuk diperoleh dan lebih sesuai untuk tegakan lokal yang bervariasi,
6.   Meningkatkan struktur yang lebih komplek dimana secara umum lebih mudah. Hal ini penting ketika tegakan tidak beraturan diinginkan
7.   Gangguan dalam produksi yang berhubungan dengan tebang habis tidak terjadi.
Adapun kerugian permudaan alami terutama dari segi manajemen ekonomi yaitu sebagai berikut :
1.   Kegiatannya sulit dilakukan dan mahal dari segi keahlian, tenaga, waktu, dan uang
2.   Proses permudaan alami kurang mampu mengurangi resiko kegagalan, defisiensi stock, dan waktu yang diperlukan
Ada beberapa persyaratan untuk menjamin keberhasilan permudaan alami, yaitu :
1.      Suplai benih viable yang memadai
2.      Benih reseptif terhadap keadaan yang buruk dengan suplai air dan nutrisi
3.      Iklim mikro yang cocok untuk berkecambah, daya hidup, dan daya kecambah yang tinggi dari tanaman muda
4.      Ketahanan tahanan terhadap serangan hama, penyakit, gulma, dan iklim yang ekstrim.
Persyaratan permudaan alami tersebut lebih ke arah pembibitan dimana pada sistem shelterwood terjadi regenerasi untuk persediaan benih dan mengubah iklim mikro pada lantai hutan. Pada sistem regenerasi ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi inisiasi tunas bunga dan bisa mengurangi kegagalan yang terjadi antara pembungaan dan pematangan buah dan benih, yaitu sebagai berikut:
1.      Iklim. Pada daerah temperate, iklim mempengaruhi periode pembungaan dan produksi benih.
2.      Ruang tumbuh. Ruang tumbuh ini harus mendukung pertumbuhan vegetatif.
3.      Kualitas benih dan kecukupan benih
4.      Intensitas cahaya matahari. Intensitas matahari harus cukup untuk menyinri mahkota pembawa benih
5.      Unsur hara. Unsur hara yang diaplikasikan dengan dosis yang tepat dan waktu yang tepat sesuai dengan jenis tanaman yang berperan untuk meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan pembungaan dan produksi buah-buahan.
            Pada prinsipnya dalam sistem shelterwood, tahapan penebangan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
1.      Preparatory cutting (Tebangan persiapan), dilakukan untuk memperbaiki kondisi tempat tumbuh yang tidak cocok untuk perkecambahan biji.
2.      Seed or seeding cutting (Tebangan biji/pemeliharaan), dihilangkan untuk menghangatkan tanah dan merangsang perkecambahan, serta pertumbuhan permudaan
3.      Removal or final cutting (Tebangan pembersihan atau akhir/pemungutan), dilakukan untuk memberikan cukup regenerasi dan telah tumbuh sampai cukup tinggi dan siap untuk ditebang.
Proses penebangan dalam sistem silvikultur Shelterwood
(Source: http://www.for.gov.bc.ca)

Sistem shelterwood dikelompokkan ke dalam 6 (enam) sistem, yaitu : 1) Uniform system. Pada sistem ini, pembukaan lapisan tajuk merata, tegakan muda kurang lebih seumur dan seragam, 2) Group system. Pembukaan lapisan tajuk dengan celah-celah yang tersebar, tegakan muda kurang lebih seumur, 3) Irregular shelterwood system. Pembukaan lapisan tajuk tidak teratur dan tegakan muda tidak seumur, 4) Strip system (sistem jalur). Penebangan dilakukan secara jalur. Penebangan untuk permudaan pada suatu waktu dibatasi ke dalam bagian-bagian tertentu, kompartemen atau sub kompartemen, 5) Wedge system (Sistem baji). Penebangan dimulai pada garis dalam dan maju kea rah luar dalam formasi baji, 6) Tropical shelterwood sistem. Penebangan yang banyak diterapkan di hutan tropis.

Komentar

  1. makasih infonya
    sangat membantu untuk melengkapi tugas aaya,
    oh ya kalu boleh tau jenis tanamannya biasanya apa saja ya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Bentuk Daun

Contoh bentuk-bentuk daun Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal daun, permukaan daun, dan tata daunnya (Tabel 1). Tabel 1  Berbagai istilah dalam menjelaskan bentuk-bentuk daun  No Istilah Penjelasan Istilah Bentuk Daun 1 Deltate Bentuk delta, menyerupai bentuk segitiga sama sisi 2 Elliptical Ellips, bagian terlebar di bagian tengah daun 3 Elliptical Oblong Berbentuk antara ellips sampai memanjang 4 Lanceolate Bentuk lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan menyempit di bagian ujung daun 5 Oblong Memanjang, panjang daun sekitar 2 ½ x lebar 6 Oblong lanceolate Berbentuk antara memanjang sampai lanset 7 Oblong obov

Ekosistem Mangrove: Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mangrove

Hutan mangrove Pulau Sebuku Kalimantan Selatan dilihat dari sisi sungai (Dokumentasi Penelitian Ghufrona 2015) Ekosistem mangrove dapat berkembang baik di daerah pantai berlumpur dengan air yang tenang dan terlindung dari pengaruh ombak yang besar serta eksistensinya bergantung pada adanya aliran air tawar dan air laut. Samingan (1971) menyatakan bahwa kebanyakan mangrove merupakan vegetasi yang agak seragam, selalu hijau dan berkembang dengan baik di daerah berlumpur yang berada dalam jangkaan peristiwa pasang surut.  Komposisi mangrove mempunyai batas yang khas dan batas tersebut berhubungan atau disebabkan oleh efek selektif dari: (a) tanah, (b) salinitas, (c) jumlah hari atau lamanya penggenangan, (d) dalamnya penggenangan, serta (e) kerasnya arus pasang surut. Pertumbuhan vegetasi mangrove dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik, kimia, dan biologis) yang sangat kompleks, antara lain: 1.       Salinitas Salinitas air tanah mempunyai peranan penting sebagai f

Sistem Silvikultur: Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB)

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara menebang habis semua pohon yang terdapa t da l a m tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal  bekas tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang seumur da n bernilai tingg i (memperoleh hasil maksimal) , sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan industri) Dalam s i stem silvikultur THPB, semua pohon berharga baik karena jenis maupun karena ukurannya, ditebang untuk dimanfaatkan.  Jatah tebangan disesuaikan dengan keadaan hutan, target produksi dan kemampuan reboisasi    Secara ideal sistem ini meliputi penebangan dan permudaan setiap tahun dengan luas blok-blok yang sama (coupes) dan tergantung pada daur (rotasi) dari species pohon yang itu sendiri. Hasil akhir dari sistem ini akan terbentuk tegakan-tegakan dengan umur: 1,2,3,...........r (r = rotasi). Penebangan dengan se