Langsung ke konten utama

Penyebaran Jenis-jenis Mangrove di Indonesia

Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, dan hutan payau (bahasa Indonesia). Penyebaran hutan mangrove terbatas dari daerah tropika sampai 320 LU dan 380 LS.  Menurut Chapman (1975a), penyebaran hutan mangrove di dunia dibagi ke dalam dua kelompok yaitu :
  1.    The Old World Mangrove yang meliputi Afrika Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, Filipina, Australia, New Zealand, Kepulauan Pasifik dan Samoa.  Kelompok ini disebut pula Grup Timur.
  2.   The New World Mangrove yang meliputi pantai Atlantik dari Afrika dan Amerika, Meksiko, dan pantai Pasifik Amerika dan kepulauan Galapagos.  Kelompok ini disebut pula Grup Barat.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Fakultas Kehutanan IPB bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial pada tahun 1999, luas mangrove di Indonesia diperkirakan sekitar 9,2 juta  ha yang terdiri atas 3,7 juta ha di dalam kawasan hutan dan 5,5 juta ha di luar kawasan hutan. Selanjutnya dilaporkan bahwa saat ini sekitar 43 % (1,6 juta ha) mangrove di kawasan hutan dan 67 % (3,7 ha) mangrove di luar kawasan hutan sedang mengalami kerusakan akibat eksploitasi yang kurang terkendali, konversi ke bentuk pemanfaatan lain, pencemaran, bencana alam, dan lain-lain.

Struktur dan komposisi mangrove di Indonesia lebih bervariasi bila dibandingkan dengan wilayah lain.  Di Indonesia dapat ditemukan tegakan Avicennia marina dengan ketinggian 1-2 m pada pantai yang tergenang air laut terus menerus, hingga tegakan campuran Bruguiera-Rhizophora dengan tinggi lebih dari 30 m.  Pada pantai terbuka, dapat ditemukan jenis Avicennia alba dan Sonneratia alba, sementara di sepanjang sungai yang mempunyai salinitas yang lebih rendah banyak ditemukan jenis palem Nypa fruticans dan Sonneratia caseolaris.   Dilain pihak kawasan mangrove sekunder, didominasi oleh anakan mangrove dan berbagai jenis semak atau herba, misalnya Acanthus ilicifolius dan Acrostichum aureum.

Jenis-jenis pohon mangrove umumnya menyebar di pantai yang terlindung dan di muara-muara sungai, dengan komposisi jenis yang berbeda-beda bergantung pada kondisi habitatnya.  Berdasarkan berbagai hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penyebaran jenis mangrove tersebut berkaitan dengan salinitas, jenis tanah, tipe pasang, dan frekuensi penggenangan.

Tumbuhan mangrove terdiri atas pohon, epifit, liana, alga, bakteri dan fungi. Menurut Hutching and Saenger (1987), di seluruh dunia terdapat lebih dari 20 suku Tumbuhan mangrove, yang terdiri dari 30 marga, dengan anggota lebih dari 80 jenis.  Sejauh ini di Indonesia tercatat ada 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis liana, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku (Kusmana, 1993).  Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis merupakan jenis mangrove sejati (true mangrove) dan selebihnya merupakan jenis mangrove asosiasi (associate mangrove).  Dari 43 jenis mangrove sejati tersebut 33 jenis diantaranya merupakan jenis  berhabitus pohon atau semak yang besar maupun yang kecil.

Di Indonesia sendiri terdapat perbedaan dalam hal keragaman jenis mangrove antara satu pulau dengan pulau lainnya.  Dari 202 jenis mangrove yang telah diketahui, 166 jenis terdapat di Jawa, 157 jenis di Sumatera, 150 jenis di Kalimantan, 142 jenis di Irian Jaya (Papua), 135 jenis di Sulawesi, 133 jenis di Maluku dan 120 jenis di Kepulauan Nusa Tenggara. Sebaran jenis mengrove di pulau-pulau utama di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.     Penyebaran jenis-jenis  mangrove di pulau-pulau utama di Indonesia
No
Jenis
Island
Java
Bali&LSI*
Sumatra
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Papua
1
Acanthus ilicifolius
+
+
+
+
+
+
+
2
Aegiceras corniculatum
+
+
+
+
+
+
+
3
Aegiceras floridum

+


+
+
+

4

Acrosticum aureum
+
+
+
+
+
+
+

5

Avicennia alba
+
+
+
+
+
+
+

6

Avicennia lanata



+
+


7

Avicennia marina
+
+
+
+
+
+
+

8

Avicennia officinalis
+
+
+
+
+
+
+
9
Bruguiera cylindrica
+
+
+
+
+
+
+
10
Bruguiera gymnorrhiza
+
+
+
+
+
+
+
11
Bruguiera parviTumbuhan
+
+
+
+
+
+
+
12
Bruguiera sexangula
+
+
+

+
+
+
13
Cerbera manghas
+
+
+
+
+
+
+
14
Ceriops decandra
+
+
+
+
+
+
+
15
Ceriops tagal
+
+
+
+
+
+
+
16
Derris trifoliata
+
+
+
+
+
+
+
17
Dolichandrone spathacea
+




+

18
Excoecaria agallocha
+
+
+
+
+
+
+
19
Finlaysonia maritima
+
+
+
+
+
+
+
20
Heritiera littoralis
+
+
+
+
+
+
+
21
Kandelia candel


+
+



22
Lumnitzera littorea
+
+
+
+
+
+
+
23
Lumnitzera racemosa
+
+
+
+
+

+
24
Nypa fruticans
+
+
+
+
+
+
+
25
Osbornea octodonta
+
+


+
+
+
26
Pemphis acidula
+
+




+
27
Phoenix paludosa


+




28
Pluchea indica
+
+
+
+
+
+
+
29
Rhizophora apiculata
+
+
+
+
+
+
+
30
Rhizophora lamarckii

+
+


+
+
31
Rhizophora mucronata
+
+
+
+
+
+
+
32
Rhizophora stylosa
+
+
+
+
+
+
+
33
Scyphiphora hydrophyllacea
+
+
+
+
+
+
+
34
Sonneratia alba
+
+
+
+
+
+
+
35
Sonneratia caseolaris
+
+
+
+
+
+
+
36
Sonneratia ovata
+

+
+
+
+
+
37
Widelia biTumbuhan
+
+
+
+
+
+
+
38
Xylocarpus granatum
+
+
+
+
+
+
+
39
Xylocarpus moluccensis
+
+
+
+
+
+
+
40
Xylocarpus rumphii
+
+



+
+

Komentar

  1. waah infonya bagus nih, thaks yaa

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas infonya. Semoga hutan kita tetap lestari dan aman terlindungi

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. terima kasih sangat bermanfaat tulisannya

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. mohon info, sumber tabelnya darimana & tahun berapa ya? Terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Bentuk Daun

Contoh bentuk-bentuk daun Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal daun, permukaan daun, dan tata daunnya (Tabel 1). Tabel 1  Berbagai istilah dalam menjelaskan bentuk-bentuk daun  No Istilah Penjelasan Istilah Bentuk Daun 1 Deltate Bentuk delta, menyerupai bentuk segitiga sama sisi 2 Elliptical Ellips, bagian terlebar di bagian tengah daun 3 Elliptical Oblong Berbentuk antara ellips sampai memanjang 4 Lanceolate Bentuk lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan menyempit di bagian ujung daun 5 Oblong Memanjang, panjang daun sekitar 2 ½ x lebar 6 Oblong lanceolate Berbentuk antara memanjang sampai lanset 7 Ob...

Ekosistem Mangrove: Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mangrove

Hutan mangrove Pulau Sebuku Kalimantan Selatan dilihat dari sisi sungai (Dokumentasi Penelitian Ghufrona 2015) Ekosistem mangrove dapat berkembang baik di daerah pantai berlumpur dengan air yang tenang dan terlindung dari pengaruh ombak yang besar serta eksistensinya bergantung pada adanya aliran air tawar dan air laut. Samingan (1971) menyatakan bahwa kebanyakan mangrove merupakan vegetasi yang agak seragam, selalu hijau dan berkembang dengan baik di daerah berlumpur yang berada dalam jangkaan peristiwa pasang surut.  Komposisi mangrove mempunyai batas yang khas dan batas tersebut berhubungan atau disebabkan oleh efek selektif dari: (a) tanah, (b) salinitas, (c) jumlah hari atau lamanya penggenangan, (d) dalamnya penggenangan, serta (e) kerasnya arus pasang surut. Pertumbuhan vegetasi mangrove dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik, kimia, dan biologis) yang sangat kompleks, antara lain: 1.       Salinitas Salinitas air tanah mempun...

Sistem Silvikultur: Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB)

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara menebang habis semua pohon yang terdapa t da l a m tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal  bekas tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang seumur da n bernilai tingg i (memperoleh hasil maksimal) , sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan industri) Dalam s i stem silvikultur THPB, semua pohon berharga baik karena jenis maupun karena ukurannya, ditebang untuk dimanfaatkan.  Jatah tebangan disesuaikan dengan keadaan hutan, target produksi dan kemampuan reboisasi    Secara ideal sistem ini meliputi penebangan dan permudaan setiap tahun dengan luas blok-blok yang sama (coupes) dan tergantung pada daur (rotasi) dari species pohon yang itu sendiri. Hasil akhir dari sistem ini akan terbentuk tegakan-tegakan dengan umur: 1,2,3,...........r (r = rotasi). P...