Langsung ke konten utama

TANAH TROPIKA DAN PENGELOLAANNYA UNTUK HUTAN TANAMAN

Area bervegetasi di kawasan tropika pada tahun 1993 diperkirakan seluas 1346 juta ha yang terdiri atas 164 juta ha di Afrika, 124 juta di Amerika Latin, dan 476 juta ha di Asia dan Oceania (FAO 1993) (Gambar 1). Dari luasan tersebut, tanah tropika telah terdegradasi cukup besar yang disebabkan oleh deforestasi (579 juta ha), penggembalaan ternak yang berlebihan (677 juta ha), aktivitas pertanian (552 juta ha), eksploitasi berlebihan (133 juta ha), dan aktivitas bio-industri (23 juta ha). Hal itu mengakibatkan negara di daerah tropis tiap kapita dengan luas area bervegetasi yang kurang dari 0,1 ha berjumlah 8 negara pada tahun 1990, dan diperkirakan akan menjadi 45 negara pada tahun 2025 . Oleh karena itu, perlu dikaji tanah utama di daerah tropis, sifat fisik tanah kunci, dan pengelolaan tanah, agar dapat mengelola tanah tropika dengan baik sehingga degradasi tanah tidak semakin besar.




Gambar 1  Tropical Vegetated Area.

Tanah dibentuk oleh beberapa faktor-faktor yang terdiri atas iklim, vegetasi, bahan induk, jenis timbulan, dan lamanya waktu terbentuknya tanah. Proses pembentukan tanah tropika dibagi ke dalam dua proses yaitu:
  1. proses pengumpulan bahan induk
  2. pembedaan horizon tanah. 


Tanah-tanah di daerah tropika dikelompokkan berdasarkan dua asumsi dasar, yaitu:


  1. tanah merupakan hasil interaksi dari iklim, topografi, dan kehidupan organisme dalam waktu yang lama pada bahan induk; 
  2. jika tanah sama, maka respon yang tergantung pada sifat-sifat tanah adalah sama. 
Tanah-tanah tropika dikelompokkan menjadi 10 juta fase, 5 juta seri, 1250 sub-kelompok, 200 kelompok besar, 45 sub-ordo, dan 11 ordo (Eswaran et al. 1992). Ordo-ordo tanah utama yang terdapat di kawasan tropika disajikan pada Tabel 1. Lokasi persebaran ordo-ordo tanah tersebut secara lebih jelas dapata dilihat pada Gambar 2.

Tabel 1 Ordo-ordo tanah utama di kawasan tropika
No
Ordo Tanah
Luas area di dunia
Luas area di daerah tropis
(106 ha)
(%)
(106 ha)
(%)
1
ALFISOLS
1730
13,1
800
16,3
2
ARIDOSOLS
2480
18,8
900
18,4
3
ENTISOLS
1090
8,2
490
10,0
4
HISTOSOLS
120
0,9
50
1,0
5
INCEPTISOLS
1170
8,9
243
5,0
6
MOLLISOLS
1130
8,6
50
1,0
7
OXISOLS
1120
8,5
1100
22,5
8
SPODOSOLS
560
4,3
6
0,1
9
ULTISOLS
730
5,6
520
10,6
10
VERTISOLS
230
1,8
200
4,1
11
HIGHLANDS
2810
21,3
541
11,0
TOTAL
13170
100,0
4900
100,0
Sumber: Buringh (1979), Van Wambeke (1992).
Gambar 2  Lokasi persebaran  ordo tanah di dunia  (USDA 2005)

Tabel 2   Pembatas yang berkaitan dengan karaktersitik tanah untuk  pengelolaan hutan tanaman di kawasan tropika
Ordo Tanah
Kesuburan tanah
Ketersediaan
P
Erosi
Pemadatan / Pengerasan
Pertukaran hara
Oxisols
3
3
2
2
1
Ultisols
3
3
2
2
1
Inceptisols
1
1
3
2
2
Entisols
1
1
3
2
2
Alfisols
2
1
3
3
3
Aridisols
2
1
3
3
1
Vertisols
2
2
3
3
3
Keterangan:   3: pembatas sangat parah; 2: pembatas sedang; dan 1: pembatas sedikit

Masing jenis-jenis tanah memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga teknik pengelolaannya pun berbeda agar dapat mendukung kelestarian vegetasi yang tumbuh di atasnya. Dalam kaitannya dengan pengelolaan hutan tanaman, pengelolaan tanah yang tepat akan sangat mendukung kelestarian hasil. Beberapa karakteristik tanah yang perlu diperhatikan dan dikelola yaitu kesuburan tanah, ketersediaan unsur hara, kerentanan terhadap erosi, kepadatan tanah, dan pertukaran hara dalam tanah (Tabel 2). Karakteristik tanah tersebut selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kriteria kesesuaian lahan, dalam bentuk Digital Soil Mapping yang selanjutnya dapat direpresentasikan ke dalam panduan pengelolaan hutan tanaman di kawasan tropika Gambar 3 - 5. 

Gambar 3  Digital Soil Mapping

Gambar 4  Contoh Digital Soil Mapping

Gambar 5  Contoh Digital Soil Mapping 


* RRG *
(Berdasarkan Buku Management of Soil, Nutrients and Water in Tropical Plantation Forests: Soils of the Tropics and Their Management for Plantation Forestry dan beberapa tambahan informais pendukung dari literatur lain).


Komentar

  1. Hallo Ghina, minta ijin kopas ya.., buat bahan bacaan..

    Keep posting n success.. :)

    BalasHapus
  2. info yang sangat bermanfaat sekali buat di simak, ...

    BalasHapus
  3. mantap juga buat saya pahami lebih dalam , ...

    BalasHapus
  4. Keren mas, dan tentunya ini sangat berguna bagi yang ingin belajar ...

    BalasHapus
  5. Mantap....
    Informasi yang luar biasa.

    BalasHapus
  6. Agen Sbobet | Situs Bandar Bola Online Terpercaya | indocbet

    IndoCBET adalah Daftar agen sbobet Situs Bandar Bola Online Terpercaya resmi Taruhan Bola dengan lisensi indonesia

    Bergabunglah bersama indoCBET bersama kami dengan Bonus Terbesar Saat ini

    BONUS NEW MEMBER 20%
    BONUS DEPOSIT 5%
    BONUS CASHBACK 5%
    BONUS ROLLINGAN 0.5%
    BONUS REFERENSI 5%

    Tersedia Agen
    SBOBET, AMGBET, CBET

    Deposti 25ribu

    Whatsapp indocbet : 0822.8637.2298

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Bentuk Daun

Contoh bentuk-bentuk daun Masing-masing dedaunan yang tumbuh di berbagai tumbuhan di dunia ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut ditunjukkan dari berbagai hal, yaitu bentuk daun keseluruhan, bentuk ujung dan pangkal daun, permukaan daun, dan tata daunnya (Tabel 1). Tabel 1  Berbagai istilah dalam menjelaskan bentuk-bentuk daun  No Istilah Penjelasan Istilah Bentuk Daun 1 Deltate Bentuk delta, menyerupai bentuk segitiga sama sisi 2 Elliptical Ellips, bagian terlebar di bagian tengah daun 3 Elliptical Oblong Berbentuk antara ellips sampai memanjang 4 Lanceolate Bentuk lanset, panjang 3-5 x lebar, bagian terlebar sekitar 1/3 dari pangkal dan menyempit di bagian ujung daun 5 Oblong Memanjang, panjang daun sekitar 2 ½ x lebar 6 Oblong lanceolate Berbentuk antara memanjang sampai lanset 7 Oblong obov

Ekosistem Mangrove: Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Mangrove

Hutan mangrove Pulau Sebuku Kalimantan Selatan dilihat dari sisi sungai (Dokumentasi Penelitian Ghufrona 2015) Ekosistem mangrove dapat berkembang baik di daerah pantai berlumpur dengan air yang tenang dan terlindung dari pengaruh ombak yang besar serta eksistensinya bergantung pada adanya aliran air tawar dan air laut. Samingan (1971) menyatakan bahwa kebanyakan mangrove merupakan vegetasi yang agak seragam, selalu hijau dan berkembang dengan baik di daerah berlumpur yang berada dalam jangkaan peristiwa pasang surut.  Komposisi mangrove mempunyai batas yang khas dan batas tersebut berhubungan atau disebabkan oleh efek selektif dari: (a) tanah, (b) salinitas, (c) jumlah hari atau lamanya penggenangan, (d) dalamnya penggenangan, serta (e) kerasnya arus pasang surut. Pertumbuhan vegetasi mangrove dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik, kimia, dan biologis) yang sangat kompleks, antara lain: 1.       Salinitas Salinitas air tanah mempunyai peranan penting sebagai f

Sistem Silvikultur: Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB)

THPB adalah suatu sistem silvikultur yang meliputi cara penebangan dan cara pembuatannya kembali yaitu dengan cara menebang habis semua pohon yang terdapa t da l a m tegakan hutan sedangkan permudaannya dilakukan dengan mengadakan penanaman kembali areal  bekas tebangan habis tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh tegakan hutan baru yang seumur da n bernilai tingg i (memperoleh hasil maksimal) , sesuai dengan tujuan perusahaan (umumnya untuk keperluan industri) Dalam s i stem silvikultur THPB, semua pohon berharga baik karena jenis maupun karena ukurannya, ditebang untuk dimanfaatkan.  Jatah tebangan disesuaikan dengan keadaan hutan, target produksi dan kemampuan reboisasi    Secara ideal sistem ini meliputi penebangan dan permudaan setiap tahun dengan luas blok-blok yang sama (coupes) dan tergantung pada daur (rotasi) dari species pohon yang itu sendiri. Hasil akhir dari sistem ini akan terbentuk tegakan-tegakan dengan umur: 1,2,3,...........r (r = rotasi). Penebangan dengan se