Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami, seperti air atau angin (Arsyad 2006). Di daerah tropis seperti Indonesia, erosi terutama disebabkan oleh air hujan. Erosi terjadi akibat interaksi kerja antara faktor iklim, topografi, tanah, vegetasi, dan manusia. Faktor iklim yang paling berpengaruh terhadap erosi yaitu intensitas curah hujan. Faktor topografi yang berpengaruh terhadap debit dan kadar lumpur yaitu kecuraman dan panjang lereng. Faktor tanah yang mempengaruhi erosi dan sedimentasi yaitu luas jenis tanah yang peka terhadap erosi, luas lahan kritis atau daerah erosi, dan luas tanah berkedalaman rendah.
Peranan manusia, baik yang bersifat positif maupun negatif, merupakan faktor utama dalam proses erosi. Manusia berperan positif apabila tindakan manusia yang dilakukan dapat mengurangi besarnya kehilangan tanah (Arsyad 2006). Faktor tindakan konservasi tanah (P) yang dilakukan oleh manusia merupakan nisbah besarnya erosi dari lahan dengan tindakan konservasi tertentu terhadap besarnya erosi dari suatu lahan tanpa dilakukan tindakan konservasi.
- Erosi Alamiah / Geologik: dapat terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alamiah umumnya masih memberikan media yang memadai untuk berlangsungnya pertumbuhan kebanyakan tanaman.
- Erosi Dipercepat: Erosi karena kegiatan manusia/dipercepat kebanyakan disebabkan karena terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadan fisik tanah, antara kain, pembuatan jalan di daerah kemiringan yang besar (Asdak 1995).
Gambar 1 Pembuatan jalan hutan sebagai salah satu penyebab erosi dipercepat. (Sumber foto: DM) |
Mekanisme Erosi
- Proses terjadinya erosi yang disebabkan oleh air
Gambar 2 Proses terjadinya erosi yang disebabkan oleh air. |
- Proses terjadinya erosi yang disebabkan oleh angin
Gambar 3 Proses terjadinya erosi yang disebabkan oleh angin. |
Tipe-tipe Erosi
- Tipe erosi yang disebabkan oleh air
Gambar 4 Tipe-tipe erosi tanah yang disebabkan oleh air. |
Gambar 5 Erosi percik (Splash erosion). |
Gambar 6 Erosi lapik |
Gambar 7 Erosi jurang |
Gambar 8 Erosi sisi jalan |
Gambar 9 Erosi pinggir sungai |
Gambar 10 Erosi alur (rill erosion) |
Tingkat Bahaya Erosi (TBE)
Tingkat Bahaya Erosi adalah perkiraan kehilangan tanah maksimum dibandingkan dengan tebal solum tanahnya pada setiap unit lahan bila teknik pengelolaan tanaman dan konservasi tanah tidak mengalami perubahan. Penentuan tingkat bahaya erosi menggunakan pendekatan tebal solum tanah yang telah ada dan besarnya erosi sebagai dasarnya. Semakin dangkal solum tanahnya maka semakin sedikit tanah yang boleh tererosi, sehingga tingkat bahaya erosinya cukup besar meskipun tanah yang hilang belum terlalu besar (Arsyad 2006).
Erosi yang dapat dibiarkan (Tolerable Soil Loss)
Erosi yang dapat dibiarkan ialah laju erosi yang dinyatakan dalam ton/ha/tahun yang terbesar yang masih dapat ditoleransikan agar terpelihara suatu kedalaman tanah yang cukup bagi pertumbuhan tanaman yang memungkinkan tercapainya produktivitas yang tinggi secara lestari (Arsyad 2006).
Sedimentasi
Sedimen adalah tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut dari suatu tempat yang tererosi. Sedimentasi yaitu sedimen yang dihasilkan dari proses erosi dan terbawa oleh suatu aliran yang diendapkan pada suatu tempat dimana kecepatan airnya melambat atau berhenti (Arsyad 2006). Sedimen umumnya mengendap di bagian bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir, saluran air, sungai, dan waduk (Asdak 1995). Nisbah jumlah sedimen yang benar-benar terbawa oleh sungai dari suatu daerah terhadap jumlah tanah yang tererosi di daerah tersebut disebut sebagai Sediment Delivery Ratio (SDR).
Proses sedimentasi dapat memberikan dampak yang menguntungkan dan merugikan. Sedimentasi dapat menguntungkan karena pada tingkat tertentu adanya aliran sedimen ke daerah hilir dapat menambah kesuburan tanah serta terbentuknya tanah garapan baru di daerah hilir, namun pada saat yang bersamaan aliran sedimen dapat menurunkan kualitas perairan dan pendangkalan badan perairan (Asdak 1995). Pengendapan yang berlebihan akan menyebabkan pendangkalan loka-loka penampungan air, termasuk dataran banjir di sekitar muara sungai.
Produksi sedimen tahunan rata-rata dari suatu daerah aliran sungai tergantung dari faktor iklim, jenis tanah, tata guna lahan, topografi, dan waduk. Menurut Asdak (1995), faktor lain yang mempengaruhi besarnya sedimen yang masuk ke sungai adalah karakteristik sungai yang meliputi morfologi sungai, tingkat kekasaran sungai, dan kemiringan sungai.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press.
Asdak C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Komentar
Posting Komentar