Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Sistem Peringatan Dini Kebakaran Hutan dan Lahan

Sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan merupakan suatu sistem yang dibentuk untuk dapat memperingatkan tingkat bahaya terjadinya kebakaran hutan dan lahan di suatu lokasi sebelum terjadi. Sistem tersebut dibentuk berdasarkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mudah terbakarnya vegetasi dan biomassa, tingkat penyebaran, kesulitan pengendalian, dampak kebakaran dan faktor klimatologis, serta kemajuan teknologi.  Sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan di Indonesia ditunjukkan dengan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran ( Fire Danger Rating System ) sebagai sistem peringatan dini bahan kebakaran. Di Indonesia, sistem ini dikembangkan oleh Canadian Forest Service (ICFS) dan lembaga pemerintah seperti Kementerian Kehutanan, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan Koordinasi Nasional (Bakornas), yang didukung dana hibah dari Canadian Internasional Development Agency (CIDA). Keluaran dari sistem peringatan

Prinsip-prinsip Ekologi Hutan Tropika

PRINSIP-PRINSIP EKOLOGI HUTAN TROPIKA Oleh: R Rodlyan Ghufrona, Rifa'atunnisa, dan Berry Oktavianto PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan tropika terluas di dunia setelah Brazilia di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika sehingga menyimpan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (Whitmore 1975; MacKinnon et al. 2000). Hutan merupakan salah satu komponen penting untuk menjaga kestabilan ekosistem di bumi karena berupa hamparan vegetasi raksasa yang berperan dalam mengeluarkan oksigen (O2), menyerap karbon dioksida (CO2), menimbun karbon (C) dalam bentuk bahan organik ( Carbon pool ), serta memompa udara yang mengandung uap air ke lautan dan daratan.  Hutan diartikan sebagai masyarakat tumbuhan yang didominasi oleh pepohonan dan memiliki keadaan yang berbeda dengan lingkungan di luarnya, dan didalamnya terdapat interaksi antara komponen biotik dan abiotiknya. Jika ditalaah lebih dalam lagi mengenai peran hutan maka disadari bahwa hutan sangat erat hubunganny

Fungsi Ekologis Hutan Tropika

Fungsi ekologis dari hutan tropika terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: Perlindungan terhadap proses-proses interaksi yang terjadi antara hutan dan lingkungan (proteksi),  Konservasi habitat dari flora dan fauna yang terdapat dalam hutan (konservasi).  Fungsi hutan tropika dalam hal proteksi yaitu produksi oksigen dan penyerap karbon, sebagai pencegah erosi dan banjir, serta perlindungan tata air. Fungsi hutan dalam hal konservasi yaitu sebagai habitat satwa liar dan sumber gen (plasma nutfah) yang selanjutnya sebagai penyokong keanekaragaman hayati ( biodiversity ). Gambar 1  Hutan Hujan Tropika di Indonesia Sumber: http://andimanwo.wordpress.com Produksi oksigen dan penyerap karbon dioksida Fungsi hutan yang paling penting adalah produksi oksigen. Tanpa adanya oksigen maka tidak akan ada kehidupan karena seluruh makhluk hidup di dunia ini, baik hewan, manusia, dan tumbuhan, membutuhkan oksigen dalam melangsungkan hidupnya. Fungsi hutan sebagai penghasil oksigen tak dap

Manfaat Kultur Jaringan

The Benefits of Tissue Culture by: R Rodlyan Ghufrona, S.Hut Menurut Zulkarnaen (2009), aplikasi kultur jaringan tanaman memiliki manfaat utama yaitu perbanyakan klon atau perbanyakan masal dari tanaman yang sifat genetiknya identik satu sama lain.  Contoh Kultur Jaringan Tanaman (Sumber foto: http://c4himoet.wordpress.com) Adapun manfaat-manfaat lain dari kultur jaringan dalam beberapa hal khusus yaitu: Perbanyakan klon secara tepat Kondisi aseptik Produksi tanaman sepanjang tahun Pelestarian plasma nutfah Memperbanyak tanaman yang sulit diperbanyak secara vegetatif konvensional Perbanyakan klon secara tepat Pada prinsipnya, dengan menggunakan tekni kultur jaringan setiap sel dapat diinduksi untuk beregenerasi menjadi individu tanaman lengkap dengan sifat genetik yang identik satu sama lain. Dalam waktu singkat dapat dihasilkan individu tanaman dalam jumlah yang besar. Kondisi aseptik Kultur jaringan tanaman mampu menyediakan bahan tanaman yang bebas patogen dal

Kultur Jaringan: Pengertian dan Prinsip Dasar

Tissue Culture: Definition and Basic Principles By: R Rodlyan Ghufrona, S.Hut Pengertian Kultur Jaringan Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut juga tissue culture , weefsel cultur , atau gewebe cultur.   Kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang memiliki sifat seperti induknya (Suryowinoto 1991). Zulkarnaen (2009) menyatakan bahwa kultur jaringan merupakan suatu upaya mengisolasi bagian-bagian tanaman (protoplas, sel, jaringan, dan organ), kemudian mengkulturkannya pada nutrisi buatan yang steril di bawah kondisi lingkungan terkendali sehingga bagian-bagian tanaman tersebut  dapat beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap kembali. Menurut Gamborg dan Shyluk (1981), tipe-tipe kultur berdasarkan macam eksplan yang diigunakan dalam sistem kultur jaringan tanaman yaitu kultur organ (termasuk pucuk, meristem, potongan daun, akar, tunas), kultur kalus, kultur sel, dan kultur kloroplas. Contoh Kultur Jaringan Tanaman (Sumber foto:

Hubungan Kebakaran Hutan dengan Serangan Hama dan Penyakit

Kebakaran hutan membawa dampak yang besar pada keanekaragaman hayati. Hutan yang terbakar berat akan sulit dipulihkan, karena struktur tanahnya mengalami kerusakan. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah tererosi, dan tidak dapat lagi menahan banjir. Karena itu setelah hutan terbakar, sering muncul bencana banjir pada musim hujan di berbagai daerah yang hutannya terbakar. Kerugian akibat banjir tersebut juga sulit diperhitungkan. Kebakaran Hutan Hasil penelitian Syaufina et al. (2005) menunjukkan bahwa dampak kebakaran hutan terhadap vegetasi dan tanah bervariasi tergantung pada beberapa faktor, antara lain: tipe hutan, jenis vegetasi, faktor iklim, intensitas kebakaran dan jenis tanah. Tipe kerusakan pohon yang berupa akar dan batang terbuka, luka pada akar dan batang bagian bawah, luka batang bagian bawah, dan kerusakan tajuk ditemukan lebih banyak pada areal yang terbakar dibandingkan pada areal yang tidak terbakar. Kebakaran dapat menyebabkan ke

Apa itu Pohon Sehat?

Suatu tanaman dikatakan sehat apabila tanaman itu tidak dirugikan oleh suatu faktor atau penyebab yang ikut campur tangan terhadap aktivitas dari sel-sel atau organ-organ tanaman yang normal, yang dampaknya terjadi penyimpangan dan merugikan pada tanaman tersebut. Tanaman sehat adalah identik dengan tanaman yang tidak terserang hama/penyakit. Didalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/MENHUT-V/2004 Bagian Kelima tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan, tanaman dinyatakan sehat  tanaman apabila tanaman tersebut memiliki pertumbuhan baik (daun dan batang segar), batang lurus, tajuk lebat dan tidak terserang hama dan penyakit. Apakah pohon seperti ini yang disebut pohon sehat? Agrios (1969) mendefinisikan tanaman sehat atau normal sebagai “A plant is healthy or normal when it can carry out its physiological function to the best of its genetic potential. These function include normal cell division, differen

Status Perlindungan Hutan berdasarkan Undang-undang di Indonesia

Hutan merupakan sumberdaya alam yang mempunyai berbagai fungsi, baik ekologi, ekonomi, sosial, maupun budaya yang diperlukan untuk menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Berdasarkan UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan memiliki tiga fungsi antara lain fungsi lindung, produksi, dan konservasi. Sebagai sumberdaya alam yang memiliki fungsi lindung, hutan memberikan perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Sebagai sumberdaya alam yang memiliki fungsi produksi, hutan mempunyai hasil-hasil hutan baik berupa kayu, bukan kayu, maupun produk turunannya, serta jasa lingkungan, yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Adapun fungsi konservasi dari hutan menjadikan hutan sebagai tempat untuk mengawetkan keanekaragaman tumbuhan, satwa, serta ekosistemnya. Agar fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan secara